Pada sebuah event, terlontar sebuah pertanyaan yang membuat gue jadi merenung yaitu, “Apakah saat ini posisi blogger mulai terancam?”
Jika dipikirkan lagi secara mendalam, maka pertanyaan tersebut ada benarnya karena saat ini minat masyarakat sudah mulai bergeser. Konten dalam bentuk short video jauh digemari karena isinya lebih padat dan cepat dipahami, walau cenderung bikin orang jadi males yak ahahaha. Hanya dalam waktu sekian detik aja, isi konten langsung dijabarkan. Kalo kurang-kurangnya filter dari kita, bakal banyak hoax-nya tuh!
Berbeda dengan tulisan di blog, yang mana dalam proses membacanya emang butuh waktu. Bahkan untuk menangkap isi tulisan pun butuh usaha.
Prinsip yang selalu gue pegang teguh dalam ngeblog adalah untuk membuat tulisan yang ringan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Gue menghindari kosa kata sulit atau sok keren yang bikin orang jadi mengerutkan kening. Karena gue ingin menyampaikan sesuatu dengan cara yang membuat orang merasa terhibur. Nyantai aja gitu.
Bahkan ketika mendapat materi yang berat sekali pun, gue akan mengemasnya dengan gaya bahasa yang seringan mungkin. Gue gak pengen orang yang mampir ke blog gue berasa kayak lagi baca diktat atau laporan penjualan rugi laba yang bikin kepala jadi pening hahaha.
Itulah makanya gue yakin, kalo tulisan-tulisan di blog akan tetap mendapat tempat di hati pembacanya. Walau posisi blogger mulai terancam, tapi kalau para blogger mampu beradaptasi dan berusaha untuk meningkatkan skill menulis mereka, blogger bakal survive kok. Gue yakin akan hal itu!
Makanya ketika gue membaca buku Digital Public Relations yang ditulis oleh Dudi Rustandi, gue merasa sangat tercerahkan. Gue mulai menulis di blog sekitar 15 tahun yang lalu hanya dengan modal nekad aja, pokoknya nulis. Di awal ngeblog, semua tulisan gue isinya hanya curhat dan berkeluh kesah, eh tapi sampek sekarang juga masih suka curhat dan ngeluh sih ahahaha.
Namun di buku Digital Public Relations dijabarkan begitu banyak ilmu mulai dari, memahami media digital, corporate blogging, SEO, digital branding dan masih banyak lagi. Kalo kata anak GenZ mah, bukunya DAGING banget gais!